Postingan

Menampilkan postingan dari 2016

Ibu dan Anugerah Tuhan

Orang boleh saja mengingkari adanya Tuhan  Kasih sayangNya, nikmatNya  Tapi ia tidak mungkin mengingkari kasih seorang ibu  Pemberiannya, pengorbanannya  Ketika tidak ada ibu, ada Tuhan tempat berlindung  Ketika tidak percaya Tuhan, masih ada ibu yg pasti ia percayai  Maka tidaklah berlebihan, jika menyerupakan kasih ibu dengan Kasih Tuhan.  Yang ketika kita nakal, masih menganggap kita anak.  Yang ketika kita pergi, tak pernah henti mengharap kita kembali. Ibu    Samudera cinta    Luas tak terperi    Dalam tak terukur    Tak terganti    Tak terbalas    Cinta sejati    Cinta pertama    Cinta termurni    Perwujudan cinta tertinggi    Cermin terdekat dengan kasih sayang Tuhan.    Tak tertandingi, hanya Tuhan.    Tuhan, kuserahkan padamu untuk membalasnya.    Kasihi dia sebagaimana kasihnya kepadaku.

Titik Awal

Malam ini aku bermimpi aneh. Perasaanku seperti dibawa mundur beberapa bulan ke belakang. Ke saat aku masih di Indonesia, bersiap-siap ke negeri Piramida. Padahal jelas- aku sudah hampir dua tahun di sini. Bedanya, dalam mimpi tersebut aku benar-benar merasa bahwa aku tak akan kembali lagi. Ku bawa barang kesayanganku sebanyak-banyaknya. Baju, buku, apapun. Memutar kembali episode paling mellow dalam hidupku. Sedikit banyak mimpi ini menamparku, mengingatkanku pada titik awal sebab keberadaanku di sini. Bahwa senyaman apapun aku di sini, tetap saja, ini bukanlah rumahku. Suatu saat aku akan kembali, ke tempat asal. Kalau masih bersantai-santai, kenapa harus jauh-jauh? Di rumah saja bisa kok. Belajarlah, Tip. Itu prioritas pertama seluruh masisir. Diakui maupun tidak. Banyak hal yang membelokkan, tanpa terasa.

Kalo Kata Latip sih Jalan-Jalan

Lagi-lagi rumah dunia maya saya ini tinggalkan bersuwung. Kau tau suwung? Itu lho, sarang laba-laba. Lihat nih, debunya saja sudah bisa dipakai tayammum. Hahaha. Ditanya soal paket internet mah saya ada terus. Maklum aktivis, hapenya sesibuk orangnya. Jadi pulsa dan paketan harus selalu stand by. Masalahnya, karena sibuk itulah, jadi males buat update blog. * halah alesan... Oke fine, itu emang cuma alesan. Aslinya mah emang males. Padahal pas masih di Indo, pengen banget rutin ngupdate. Paling enggak, tiap habis jalan-jalan laah... Lah ini, jalan-jalan udah kemana aja tetep gak disentuh rumah mayanya. Eh? Jalan-jalan? *ohh Latip jalan-jalan gak ngajak-ngajak nih? Ett.. Saya gak kemana-mana yang wah kok. Selama tahun kedua saya di Mesir, Agustus sampai Desember, ini beberapa tempat yang saya kunjungi. 1. Ke Alexandria bersama kawan-kawan LSGP. Mengunjungi Pompey pillar dan kuburan bawah tanah -aku lupa namanyaaa-😂. 2. Paradise Island, Hurghada dengan keluarga PPR (aku pernah cerita te

Nasionalisme; Mengimani Status Keindonesiaan

Gambar
Tidak sengaja menemukan kiriman ini dalam lini masa facebook saya. Yang membagikan adalah seorang teman yang setahu saya wawasan politiknya cukup luas. Sedangkan penulisnya adalah Pak Made Supriatma, seorang pengamat politik yang tulisannya telah banyak tersebar di berbagai media. Lihat profilnya di sini. Meskipun catatan ini ternyata sudah lama (ditulis pada tahun 2000) namun tetap saja membuat saya yang rabun politik ini terkesiap. Indonesia tidak sesederhana kalimat "Aku orang Indonesia, dan aku cinta Indonesia". Terlebih karena saya kebetulan adalah salah satu diaspora (*eeaa) yang terlalu sering ditanya-tanya tentang negara asal saya. Pertanyaan pribadi saya yang heran soal kenapa banyak orang yang asing dengan Indonesia terjawab dalam catatan ini, bahwa Indonesia memang termasuk muda. Jauh lebih belia dibanding Mesir yang sudah ada sejak ribuan tahun sebelum Masehi.

Mesir: Kiblat Ilmu yang Istimewa

Gambar
Kalian memutuskan belajar ke Mesir? Yakin? Mesir memang bukan seperti Madinah, yang terkenal akan beasiswa penuh dan uang saku yang tebal. Serta uang untuk pulang ke Indonesia. Pokoknya, terkenal makmur dah, kalau berhasil tembus beasiswa Madinah. Bukan pula seperti Turki dengan yayasan Sulaimaniyahnya, yang juga full beasiswa. Asramanya saja mewah, dan makanannya sangat terjaga. Jangan dibandingkan juga dengan Maroko atau Sudan. Yang walau seleksinya selalu beMrsamaan dengan Mesir, kedua Negara tersebut menyediakan minhah (beasiswa) full bahkan hingga tiket transportasi. Juga terkenal pula dengan seleksinya yang super ketat sehingga menaikkan gengsinya. Sedangkan Mesir, kuota penerimaan yang sangat besar—mencapai enam ratusan tiap tahunnya- membuat gengsinya tidak setinggi Maroko maupun Sudan. Biaya keberangkatan yang masih harus ditanggung sendiri, serta biaya hidup paling tidak setahun pertama, menjadikan Mesir sebagai Negara tujuan yang tidak menonjol di kalanga

Cita-cita Surgawi, Mulai dari Diri Sendiri

Semua orang yang masih diizinkan Allah untuk memasuki usia kepala dua, pasti mengalami hal ini: menyaksikan teman-teman sebaya satu-persatu melepas masa lajang. Termasuk saya, yang sedihnya cuma bisa melihat dan mendoakan mereka dari jauh, dari sosial media saja. Tak hanya kakak senior atau teman sekelas, adik-adik kelas pun sudah banyak yang mendahului. Bahkan ada pula yang sudah punya momongan. Saya sampai malas menghitung lagi, siapa saja kawan saya yang dijemput jodohnya tahun ini. Yang paling dekat dan tenar, tentu saja si Alvin putranya Ustadz Arifin Ilham dengan Carissa. Ada juga kawan seangkatan saya di Mesir, Andre dan Bety. Saya tidak dapat berkomentar apapun, melainkan berdoa, semoga Allah merahmati dan memberkati pernikahan mereka. Semoga dari mereka lahir penerus pejuang agama sebagaimana orang tuanya. Soal baper, maaf itu gak ada dalam kamus saya. Haha *benerin kacamata. Karena sebagaimana kematian, jodoh itu urusan yang sangat privasi, gak bisa disama-samain at

Habis Nonton Film "I Love You Mas Bro": Setiap Saudara adalah Spesial

Rabu, enam delapan dua ribu enam belas,,, Habis nonton film I Love You Mas Bro, produksi Rapi films. Sedikit banyak membuatku terkesan, karena beberapa hal dalam cerita dalam film keluaran tahun 2012 tersebut dipaksakan  mirip dengan saudara-saudara saya.  Sekedar info,   saya anak pertama dari enam bersaudara. Empat awal perempuan, dan dua terakhir laki-laki: Latip, Idah, Kholis, Difah, Hafiz, Ubaid. Kalau dalam film itu--mari kita singkat ILYMB- kisahnya tentang empat bersaudara yang semuanya laki-laki: Bagus, Alim, Rizky, dan Vina.  Dan inilah beberapa hal yang saya rasa ngena banget, dan gue banget. Bagus yang anak pertama punya kelainan. Kedua matanya jereng ke dalam setiap kali melihat cewek. Hal itu yang membuatnya sulit mendapatkan pacar hingga dewasanya, karena belum apa-apa sudah gak berani menatap. (Info kecil: buat yang gak tahu jereng, saya kasih tahu. Jereng itu artinya juling) Saya anak pertama, dan unfortunatelly juga punya penyakit jereng,

Catatan Seorang Notulis

Gambar
Di sela-sela kantuk dan bosan, saya ketik selingan ini... sembari tenggelam dalam derita yang saya  buat sendiri, karena mengajukan diri sebagai notulis sebuah acara yang berlangsung sampai larut malam. Diam-diam saya memperhatikan kembali wajah teman-teman sesama panitia. Gurat-gurat lelah dan kantuk sangat jelas tergambar di raut mereka. Ada yang duduk mojok sambil mainan hape. Ada yang ngobrol dengan orang sebelahnya. Ada yang bermain bercanda dengan kawan sebelahnya. Ada yang foto-foto sendiri. Ada juga yang masih semangat mondar-mandir menyiapkan segala kebutuhan acara. Sedangkan saya, justru terjebak malang di sini. Duduk sendirian, di dekat orang-orang hebat sebenarnya, namun tidak dianggap. Diam-diam aku menyesali keputusanku memilih tugas ini, yang cuma gara-gara penasaran. Sudahlah, saya kapok, besok-besok gak mau pilih kerjaan ini. Hahaha... Berhubung ini hari terakhir kepanitiaan kami, saya jadi terkenang beberapa hari kami bekerja sama seperti ini. Begitu sib

Panitia Pemilu Raya: Di Balik Layar Sebuah Pemilihan

Bulan puasa sudah lama lewat. Euforia simposium PPI dunia juga sudah usai. Kepengurusan PPMI dibawah pimpinan Bang Gobe sudah hampir satu tahun. Saatnya meneruskan estafet kepemimpinan PPMI. Saat aku diminta Mang Kime sebagai utusan KPMJB untuk Panitia Pemilu Raya (PPR) 2016, cuma satu di benakku  “ya ampuuun.. aku lelaah...”.  Apalagi waktu itu aku masih sibuk ngangklung untuk acara Simposium.  Tapi mau bagaimana lagi? Siapa lagi coba yang bisa membantu, sementara teman-teman yang lain kalau aku pikir, mereka lebih gak memungkinkan? Dan kalau aku sebenarnya bisa, kenapa enggak? Dan tidak  berapa lama kemudian muncul grup baru di WA ku, PPR 2016. Aku lihat daftar anggotanya, dan muncullah nomor-nomor asing yang belum pernah masuk kontak. Semakin masygul saja aku melihatnya, orang-orang baru ... dan aku bakal berurusan dengan mereka. Aduuuh... Setengah hati aku menerima amanat baruku itu. Keputusan yang seharian itu aku rutuk terus menerus. Sampai-sampai aku berencana

Sampah atau Postingan Pendek

Luammmaaaaa..... gak nge post, sekalinya buka, ehh udah ada sarang laba-labanya. Hahaha... Bukan laba-laba juga sih, tapi sampah. Asli beneran ada sampah. Entah darimana, tapi postinganku bertambah beberapa judul, dan itu semua adalah postingan yang sama sekali tidak seorang pun menginginkannya. Siapa yang menambahkan? Hiiyy... hantu ya? Atau hacker? Yang jelas, langsung saya hapus itu tulisan-tulisan sampah memalukan. Semoga aja gak pernah balik lagi.  Yaah... apapun penyebab sampah-sampah tidak diundang itu, yang jelas saya jadi merasa tertampar untuk menengok rumah maya ku ini sering-sering. Untuk tidak meninggalkan kegiatan nulis dan ngisi blog ini lama-lama. Harus rutin ngecek, supaya aman sehat sentosa. - Kenapa jarang posting? Abaikan alasan "sibuk". Oke, tenang. Masih ada alasan lain. Jadi begini, ide untuk update sebenarnya banyaakkk.. tapi hampir semuanya ringkas-ringkas. Pendek, hanya beberapa paragraf. Tapi bukan sajak atau puisi sama sekali. Ya c

AMALAN-AMALAN RINGAN PEMBERAT TIMBANGAN, PENGHAPUS KEBURUKAN, PEMANIS HUBUNGAN

- Kesempatan beramal dan berbuat baik itu seperti koin-koin bonus dalam game. Selalu tersedia setiap saat, tinggal kita mau atau tidak mengambilnya. - Seandainya manusia bisa melihat "koin-koin" itu dalam dunia nyata, pasti mereka akan berlomba-lomba mendapatkannya. Namun sengaja tidak Allah perlihatkan, untuk menguji siapa yang paling banyak kebaikannnya - لنبلوكم أيكم أحسن عملا 1. Dzikrullah - Diletakkan di urutan pertama, karena amalan ini sangat ringan dan tidak perlu bersusah payah. - Sangat banyak lafaz2 dzikir yang sudah dicontohkan Rasulullah Saw dan bisa diamalkan kapan saja. -سبحان الله تملأ الميزان ، و سبحان الله و الحمد لله تملأ ما بينهما Kalimat _subhanallah_ memenuhi timbangan. Dan kalimat _subhanallah wal hamdulillah_ memenuhi antara langit dan bumi. - Dzikir di sini tidak melulu yang berbentuk ibadah dan wirid. Semua perbuatan sehari-hari: makan, istirahat, mencuci, dsb.. apabila diiringi dengan mengingat Allah, itu adalah dzikrullah dan amalan tersebut aka

Puisi dari Habibie untuk Ainun

Sebenarnya ini bukan tentang kematianmu, bukan itu. Karena aku tahu bahwa semua yang ada pasti menjadi tiada pada akhirnya, dan kematian adalah sesuatu yang pasti, dan kali ini adalah giliranmu untuk pergi, aku sangat tahu itu. Tapi yang membuatku tersentak sedemikian hebat, adalah kenyataan bahwa kematian benar-benar dapat memutuskan kebahagiaan dalam diri seseorang, sekejap saja, lalu rasanya mampu membuatku nelangsa setengah mati, hatiku seperti tak di tempatnya dan tubuhku serasa kosong melompong, hilang isi. Kau tahu sayang, rasanya seperti angin yang tiba-tiba hilang berganti kemarau gersang. Pada airmata yang jatuh kali ini, aku selipkan salam perpisahan panjang, pada kesetiaan yang telah kau ukir, pada kenangan pahit manis selama kau ada, aku bukan hendak mengeluh, tapi rasanya terlalu sebentar kau disini. Mereka mengira aku lah kekasih yang baik bagimu sayang, tanpa mereka sadari, bahwa kaulah yang menjadikan aku kekasih yang baik. Mana mungkin aku setia padahal memang kecende

Tragedi Kantuk

Hampir semua orang pernah merasakan kantuk dalam perjalanan dan bahkan tertidur. Namun kantuk yang diceritakan kali ini berbeda, dan diangkat dari kisah nyata. Bagaimana ceritanya? Mari kita simak... Alkisah, Latip hari itu sangat lelah sekali. Kurang makan, kurang tidur, kurang istirahat. Kesibukannya dari kemarin-kemarin sebagai panitia sebuah acara telah menyita hampir seluruh kekuatan dan kesadarannya. Kalau kata iklan suplemen, kondisi tubuhnya kurang fit. Pagi itu, dia pergi ke kantor imigrasi untuk taslim (menerima) visa yang sudah ia urus sebulan sebelumnya. Setelah menyerahkan paspornya kepada petugas, ia diajak oleh beberapa temannya yang ia temui di sana untuk pergi jalan-jalan ke 'Attabah. Setelah tersesat tak tau arah selama lebih dari satu jam, akhirnya mereka mencapai tujuan mereka, yaitu beli es krim (*doang). Mumpung belum Ramadan.. Hehe Kemudian, Latip dan teman-temannya kembali ke kantor imigrasi untuk menerima paspor yang sudah dicap visa. Setelah berpisah dari

Ramadan di Mesir: Tarawih di Masjid Ar-Rahman

Tentu saja tidak sama rasanya, antara Ramadan di Indonesia dan di Mesir. Banyak faktor yang membuat beda. Salah satunya, dalam hal shalat tarawih. Saya dan teman-teman serumah memilih tarawih di masjid terdekat, Ar-Rahman. Masjid ini terletak tepat di mulut gang, yang membuat tempat di sekitar gang tersebut dinamakan "Gamik" (جامع) yang artinya masjid. Di Mesir, hampir semua masjidnya memiliki mushalla sayyidat (tempat shalat wanita) yang dibangun terpisah dari masjid utama. Bangunan terpisah tersebut termasuk Kenapa disebut mushalla, bukan masjid? Jadi, ada tersebut dalam sebuah hadits (yang saya lupa riwayatnya), Rasulullah SAW melarang perempuan yang sedang udzur tidak diperbolehkan melewati masjid. Nah melewati saja dilarang, apalagi masuk ke dalam. Maka dari itu, penamaan musholla mungkin dimaksudkan agar mereka yang sedang dalam keadaan tidak shalat (datang bulan atau nifas) juga bisa masuk ke dalamnya. Sebagaimana masjid-masjid di Mesir pada umumnya, masjid

Metro: Kereta Bawah Tanah ala Kairo

Gambar
Kereta bawah tanah, atau kami menyebutnya "metro", tak jauh beda dengan kereta Commuter Line di Indonesia. Baik dari antrinya, gerbongnya, rutenya--yang cuma melayani perjalanan lokal, sampai momen menunggu keretanya yang bikin deg-degan untuk siap perang.. Berhubung "kemegahan" Commuter Line hanya bisa dinikmati oleh warga Jabodetabek, dan daerah lain harus berpuas dengan kereta konvensional yang pakai tiket, maka masih ada saja yang penasaran. Metro itu seperti apa sih? Jawaban saya, pergilah ke Jakarta. Kalau kamu lihat kereta Commuter Line lagi melintas, itulah metro. Bedanya, sebagian besar stasiun dan rute metro di Mesir berada di bawah tanah, tersembunyi di bawah jalan-jalan raya. Bedanya lagi, metro tidak menggunakan kartu berpulsa, tapi karcis sekali pakai yang gak boleh hilang selama perjalanan. Yaa mirip-mirip lah sama tanda pengenal di wahana permainan yang mahal di Indo, haha... Katanya, stasiun metro beserta isinya itu dibangun zaman dulu, ketika Mesi

Libur Itu Perlu

Jika kata-kata kita tulis sambung-menyambung tanpa spasi, mereka menjadi kalimat tak sempurna, susah dipahami, bahkan juga kehilangan arti. Harus ada spasi antarkata, begitu pula harus ada koma agar kita dapat berhenti sejenak, menarik napas sesaat, lalu menghembuskannya. Membaca kembali hingga akhirnya bertemu dengan sebuah titik. Demikian pula dengan kehidupan ini. Ia adalah perjalanan sukses yang panjang. Bekerja tanpa liburan adalah suatu kesia-siaan, karena hasilnya tak akan optimal. Produktifitas dan kreatifitas butuh jeda. Termasuk kesibukan mengisi blog ini. Hahaha... Ternyata ujung-ujungnya dalih. Fyuh.. Hampir sebulan saya absen nge-blog. Alasan utama adalah keterbatasan uang pulsa yang berujung pada pengiritan kuota. Ditambah saya bukan jenis mereka yang menempuh segala jalan agar tetap update, dengan cara menjadi pengemis wifi. Maaf, saya tidak senekat itu. Cuaca Mesir yang mulai panas membuat saya malas keluar rumah. #siapa yang tanya. Alasan lainnya, saya tidak menulis. B