Ramadan di Mesir: Tarawih di Masjid Ar-Rahman

Tentu saja tidak sama rasanya, antara Ramadan di Indonesia dan di Mesir. Banyak faktor yang membuat beda. Salah satunya, dalam hal shalat tarawih.

Saya dan teman-teman serumah memilih tarawih di masjid terdekat, Ar-Rahman. Masjid ini terletak tepat di mulut gang, yang membuat tempat di sekitar gang tersebut dinamakan "Gamik" (جامع) yang artinya masjid.

Di Mesir, hampir semua masjidnya memiliki mushalla sayyidat (tempat shalat wanita) yang dibangun terpisah dari masjid utama. Bangunan terpisah tersebut termasuk Kenapa disebut mushalla, bukan masjid?

Jadi, ada tersebut dalam sebuah hadits (yang saya lupa riwayatnya), Rasulullah SAW melarang perempuan yang sedang udzur tidak diperbolehkan melewati masjid. Nah melewati saja dilarang, apalagi masuk ke dalam. Maka dari itu, penamaan musholla mungkin dimaksudkan agar mereka yang sedang dalam keadaan tidak shalat (datang bulan atau nifas) juga bisa masuk ke dalamnya.

Sebagaimana masjid-masjid di Mesir pada umumnya, masjid Ar-Rahman juga memiliki mushalla sayyidat terpisah. Uniknya, musholla sayidat Ar-Rahman ini dipisahkan oleh jalan masuk gang Gamik, sehingga posisinya tepat di seberang masjid utama.

Shalat tarawih di masjid Ar-Rahman dilaksanakan sebanyak 8 rakaat dengan salam setiap dua rakaat, persis seperti banyak masjid di Indonesia. Setiap malamnya menghabiskan setengah juz, dengan rincian satu halaman lebih sedikit menurut mushaf pojok. Bacaan imamnya tartil, dengan naghm yang indah, tidak beda dari kaset-kaset murottal. Jadi walaupun bacaannya lambat namun membuat betah yang menyimak.

Setelah empat rakaat tarawih, ada jeda untuk ceramah singkat, seperti kultum di Indonesia. Bedanya, isi ceramah seringnya membahas tafsir ayat yang tadi dibaca imam dalam shalat. Bukan lagi dalil-dalil tentang puasa, sebagaimana di Indonesia.

Terbanyak Dilihat Orang

Libur Itu Perlu

Snap Whatsapp: Ketamakan Facebook dan Solusi Gak Penting untuk Komunikasi Masisir

Selamat Jalan, Kyai Uzairon..