Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2015

Gerimis Dua Bulan yang Lalu

Debu bercampur pasir mengepul terhantam butir air. Atap berderap, langit menggelap, angin menyergap. Gerimis membilas jalan-jalan dan lapangan. Hanya beberapa menit memang, namun sanggup mengunciku berjam-jam. Terjebak dalam lamunan. Mengenang banyak hal. Hari ini, tepat dua bulan yang lalu. Aku ingat, hari itu ia yang paling bersemangat menyiapkan segala barang yang akan ku bawa. Menanyakan aku kurang apa. Aku kurang apa. Merelakan mukena baru kesayangannya untukku. Memasak macam-macam bekal dan makanan yang menurutku tidak perlu. Menata isi koperku, sampai sandal dan sepatu. Namun malamnya, ia berubah. Seperti menahanku pergi, ia berkali-kali memeluk dan menciumku. Dasar kepala batu, aku hanya menanggapinya sambil lalu. Berpikir bahwa ini hanya perjalanan beberapa minggu. Dan hari ini aku teringat, Sederas gerimis sore inilah, air matanya saat melepasku. #Sore yang basah di Cairo, 29 Oktober 2015 -teruntuk: Ummî 

KAMU BENCANA ALAMKU

Siapa kamu??  Yang datang seperti petir Menyambarku menampar getir Blitz mu silau membutakan Jantungku lepas ke dasar bumi Siapa kamu?? Yang datang seperti badai Menghancurkan apa yang kubangun Mengobrak-abrik tanpa ampun Siapa kamu?? Kamu tak lain adalah bencana Ya, bencana alam pikiranku Namun jauh di balik itu, kehadiranmu adalah pelangi Perlahan tapi pasti Barisan warna berjejer rapi Berkilau menggetarkan hati

Baper Habis Lihat Wisuda

Gambar
Sebagai anak baru, aku melihat panggung wisuda hari ini sangatlah megah. Benar-benar sebuah kemewahan untuk dapat berjalan di atasnya.. memakai seragam hitam-putih khas Azharian beserta medali dan ijazah kelulusan... Wajah-wajah penuh kegembiraan kakak-kakak senior,, setelah bertahun-tahun berakit ke hulu perjuangan kini mereka berenang ke tepian.. Setiap dari mereka membawa beberapa ikat bunga,, berbagai macam rupa bentuknya.. Rupanya itu tanda ucapan selamat dari sahabat dan kerabat... tiap berjumpa dengan seseorang yang mereka kenal, pasti berjabat kemudian berpelukan erat.. Ah, betapa manis buah kesabaran itu.. Dan kemudian.. tanpa sengaja.. Benar-benar tanpa sengaja.. Secara tiba-tiba aku berharap.. esok kita bertemu di tempat ini... di panggung ini.. iya, aku dan kamu. Kita berdua. Sebagai wisudawan-wisudawati.. Kemudian aku akan memberikanmu ucapan selamat, yang terikat dalam kuntuman bunga warna-warni.. Seperti aku berharap, kamu memberikanku seikat bunga juga.. Se

Pertemuan Kita Bukanlah Kebetulan

ALLAH mempertemukan kita untuk satu alasan. Entah untuk memberi atau menerima. Entah untuk belajar atau mengajarkan. Entah untuk bercerita atau mendengarkan. Entah untuk sesaat atau selamanya. Entah akan menjadi bagian terpenting atau hanya sekedarnya. Semua tidak ada yang sia-sia, karena Allah yang mempertemukan Hidup kita saling mengisi, dan bersinggungan. Bisa jadi kehadiran kita adalah jawaban atas do'a-do'a sahabat kita, sebagaimana mereka pun adalah jawaban atas do'a-do'a kita. Jika sudah menjadi takdir Allah, meski dengan jarak beribu-ribu kilometer kita tetap akan dipertemukan, dalam satu ikatan bernama "Ukhuwah". Disini, selalu membuatku ingin tetap tinggal, didalam hati dan do'a-do'a sahabat. Sampai detik ini kita hebat. Detik berikutnya semoga makin hebat. Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam bersabda : "Sesungguhnya di antara hamba-hamba Allah terdapat orang-orang yang bukan Nabi, dan bukan pula Syuhada. Tetap

Tahun Baru, Kesan Lama

Pengumuman yang tersebar di berbagai sosial media hari ini membuat saya terperanjat setengah mati. HAHH?!! Dalam rangka menyambut tahun baru Hijriyah?? 1437 H?? Kok bisa?? Kapan ganti ke 1436-nya,, kok udah maen 37 aja.. Cepet amat sii,, perasaan kemaren saya jadi Pengurus OSTI itu masa bakti 34-35 H..?? Tiba-tiba ada yang membisikkan supaya saya segera sadar: itu berlebihan, hhe.. Tapi beneran kok.. benar-benar gak kerasa jalannya tahun itu. Rasanya gak beda seperti ganti hari doang.. soalnya, kalo memang sudah masuk tahun 37 H, harusnya tahun baru yang kemarin (36 H) pas saya masih ngabdi di pondok dong.. tapi ini kok saya gak ingat apa-apa ya?? Ada even apa gitu pengingat?? Apa jangan-jangan pas seminar PKU itu ya?? Entahlah. Saya jadi khawatir. Jangan-jangan memang tahun ini saya belum berbuat apapun yang bisa saya kenang, semacam: -oh, tahun segini saya berhasil mencapai ini- gak ada. Gak ada pencapaian yang bisa membuat saya teringat dengan digit tahun ini . Gak menghasil

Pahlawan dari Masisir

Gambar
Sebuah pick up merah tiba-tiba berhenti mendadak di tengah jalan, membuat pengendara mobil di belakangnya terkejut dan... CRASSHH!!!! Tidak ada yang terluka, namun mobil si bapak pengendara rusak parah. Lampu depannya pecah, bumper mobil patah, puing berserakan. Mobil pick up yang tidak rusak apa-apa malah kabur tidak bertanggung jawab. Bapak-bapak yang jadi korban itu bingung campur kesal karena mobilnya tidak mau distarter. Mungkin ada komponen mesin yg rontok ketika terbentur tadi. Sementara pengendara lain di jalan itu berulangkali membunyikan klakson karena terhalang si mobil mogok itu. JENG JENGG.. (ini nih yang seru!!) Sekelompok pemuda tiba-tiba berhamburan menyeberang jalan menuju mobil bapak tersebut, kemudian membantu mendorong mobilnya hingga tepi jalan raya. Kau tahu? Sekelompok pemuda penolong itu tidak lain adalah mahasiswa Indonesia yang tadinya menunggu bus pulang. Mereka bergegas memberi bantuan ketika dibutuhkan. Sayang sekali saya gak bisa mngambil foto dari

Kondektur yang Ramah

ENTAH mungkin karena saking seringnya naik bis ini (80/), saya sampai hapal kondekturnya. Beliau seorang bapak2 berwajah "Mesir banget", berperawakan gemuk, berjanggut lebat, dan sering ku temui di bis pagi. Wajahnya bersahabat dan mudah tersenyum, tidak seperti kondektur lain yang umumnya bersuara tinggi dan suka menuduh rombongan mahasiswa Indonesia belum semuanya bayar (saya selalu tertawa kalau mereka marah2 sambil berseru dalam bhs Indonesia "BHAYARR! BHAYYAR!!") Kembali ke Pak Kondektur Gemuk tadi. Seperti pagi ini, tiap kali kami turun beriringan dari bis, beliau selalu tersenyum ramah sambil menyapa kami satu persatu: "MA'AS SALAAMAH YA SYABAAB.. MA'AS SALAAMAH..." Saya tidak tahu apakah ada kondektur Mesir lain yang seperti itu. Yang jelas, walaupun saya mendengarnya hampir tiap pagi, saya selalu takjub, seperti baru mendengarnya untuk pertama kali. Saya jadi ingin berdoa: "Semoga Allah melindungi mu, Pak.."