Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2016

Cita-cita Surgawi, Mulai dari Diri Sendiri

Semua orang yang masih diizinkan Allah untuk memasuki usia kepala dua, pasti mengalami hal ini: menyaksikan teman-teman sebaya satu-persatu melepas masa lajang. Termasuk saya, yang sedihnya cuma bisa melihat dan mendoakan mereka dari jauh, dari sosial media saja. Tak hanya kakak senior atau teman sekelas, adik-adik kelas pun sudah banyak yang mendahului. Bahkan ada pula yang sudah punya momongan. Saya sampai malas menghitung lagi, siapa saja kawan saya yang dijemput jodohnya tahun ini. Yang paling dekat dan tenar, tentu saja si Alvin putranya Ustadz Arifin Ilham dengan Carissa. Ada juga kawan seangkatan saya di Mesir, Andre dan Bety. Saya tidak dapat berkomentar apapun, melainkan berdoa, semoga Allah merahmati dan memberkati pernikahan mereka. Semoga dari mereka lahir penerus pejuang agama sebagaimana orang tuanya. Soal baper, maaf itu gak ada dalam kamus saya. Haha *benerin kacamata. Karena sebagaimana kematian, jodoh itu urusan yang sangat privasi, gak bisa disama-samain at

Habis Nonton Film "I Love You Mas Bro": Setiap Saudara adalah Spesial

Rabu, enam delapan dua ribu enam belas,,, Habis nonton film I Love You Mas Bro, produksi Rapi films. Sedikit banyak membuatku terkesan, karena beberapa hal dalam cerita dalam film keluaran tahun 2012 tersebut dipaksakan  mirip dengan saudara-saudara saya.  Sekedar info,   saya anak pertama dari enam bersaudara. Empat awal perempuan, dan dua terakhir laki-laki: Latip, Idah, Kholis, Difah, Hafiz, Ubaid. Kalau dalam film itu--mari kita singkat ILYMB- kisahnya tentang empat bersaudara yang semuanya laki-laki: Bagus, Alim, Rizky, dan Vina.  Dan inilah beberapa hal yang saya rasa ngena banget, dan gue banget. Bagus yang anak pertama punya kelainan. Kedua matanya jereng ke dalam setiap kali melihat cewek. Hal itu yang membuatnya sulit mendapatkan pacar hingga dewasanya, karena belum apa-apa sudah gak berani menatap. (Info kecil: buat yang gak tahu jereng, saya kasih tahu. Jereng itu artinya juling) Saya anak pertama, dan unfortunatelly juga punya penyakit jereng,

Catatan Seorang Notulis

Gambar
Di sela-sela kantuk dan bosan, saya ketik selingan ini... sembari tenggelam dalam derita yang saya  buat sendiri, karena mengajukan diri sebagai notulis sebuah acara yang berlangsung sampai larut malam. Diam-diam saya memperhatikan kembali wajah teman-teman sesama panitia. Gurat-gurat lelah dan kantuk sangat jelas tergambar di raut mereka. Ada yang duduk mojok sambil mainan hape. Ada yang ngobrol dengan orang sebelahnya. Ada yang bermain bercanda dengan kawan sebelahnya. Ada yang foto-foto sendiri. Ada juga yang masih semangat mondar-mandir menyiapkan segala kebutuhan acara. Sedangkan saya, justru terjebak malang di sini. Duduk sendirian, di dekat orang-orang hebat sebenarnya, namun tidak dianggap. Diam-diam aku menyesali keputusanku memilih tugas ini, yang cuma gara-gara penasaran. Sudahlah, saya kapok, besok-besok gak mau pilih kerjaan ini. Hahaha... Berhubung ini hari terakhir kepanitiaan kami, saya jadi terkenang beberapa hari kami bekerja sama seperti ini. Begitu sib

Panitia Pemilu Raya: Di Balik Layar Sebuah Pemilihan

Bulan puasa sudah lama lewat. Euforia simposium PPI dunia juga sudah usai. Kepengurusan PPMI dibawah pimpinan Bang Gobe sudah hampir satu tahun. Saatnya meneruskan estafet kepemimpinan PPMI. Saat aku diminta Mang Kime sebagai utusan KPMJB untuk Panitia Pemilu Raya (PPR) 2016, cuma satu di benakku  “ya ampuuun.. aku lelaah...”.  Apalagi waktu itu aku masih sibuk ngangklung untuk acara Simposium.  Tapi mau bagaimana lagi? Siapa lagi coba yang bisa membantu, sementara teman-teman yang lain kalau aku pikir, mereka lebih gak memungkinkan? Dan kalau aku sebenarnya bisa, kenapa enggak? Dan tidak  berapa lama kemudian muncul grup baru di WA ku, PPR 2016. Aku lihat daftar anggotanya, dan muncullah nomor-nomor asing yang belum pernah masuk kontak. Semakin masygul saja aku melihatnya, orang-orang baru ... dan aku bakal berurusan dengan mereka. Aduuuh... Setengah hati aku menerima amanat baruku itu. Keputusan yang seharian itu aku rutuk terus menerus. Sampai-sampai aku berencana

Sampah atau Postingan Pendek

Luammmaaaaa..... gak nge post, sekalinya buka, ehh udah ada sarang laba-labanya. Hahaha... Bukan laba-laba juga sih, tapi sampah. Asli beneran ada sampah. Entah darimana, tapi postinganku bertambah beberapa judul, dan itu semua adalah postingan yang sama sekali tidak seorang pun menginginkannya. Siapa yang menambahkan? Hiiyy... hantu ya? Atau hacker? Yang jelas, langsung saya hapus itu tulisan-tulisan sampah memalukan. Semoga aja gak pernah balik lagi.  Yaah... apapun penyebab sampah-sampah tidak diundang itu, yang jelas saya jadi merasa tertampar untuk menengok rumah maya ku ini sering-sering. Untuk tidak meninggalkan kegiatan nulis dan ngisi blog ini lama-lama. Harus rutin ngecek, supaya aman sehat sentosa. - Kenapa jarang posting? Abaikan alasan "sibuk". Oke, tenang. Masih ada alasan lain. Jadi begini, ide untuk update sebenarnya banyaakkk.. tapi hampir semuanya ringkas-ringkas. Pendek, hanya beberapa paragraf. Tapi bukan sajak atau puisi sama sekali. Ya c