Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2016

Pengganti Orang Tua Sementara (Bagian 2) -Selesai-

Gambar
(NB: Ini adalah cerita sambungan dari bagian 1 , baca dulu yaa..) Akhirnya kabar yang aku tunggu-tunggu tiba. Umi mengabarkan bahwa tanggal keberangkatanku ke Mesir sudah ditentukan, yaitu dua minggu lagi. Aku terkejut bukan main, sebab menurut perkiraan aku baru akan berangkat sebulan lagi. Itu berarti waktuku di Solo tinggal seminggu lagi. Karena seminggu sebelum keberangkatan aku harus sudah pulang ke rumah untuk persiapan segala sesuatunya. // Ketika kuberitahu bahwa aku akan pulang sebentar lagi, Difah memintaku untuk memintakan izin kepada pengasuhan supaya dia bisa ikut pulang. “Ngapain ikut pulang??” tanyaku heran. “Biar bisa ikut nganter Mbak Latif ke bandara lah.. Kan, habis ini gak bisa lihat Mbak  lagi…” jawabnya sungguh-sungguh. Aku takjub mendengarnya, dan dalam hati terharu sekaligus menyetujui ide tersebut. Tapi ongkos bolak-balik Solo-Bekasi sama sekali tidak sedikit. Belum lagi kecilnya peluang izin untuk pulang. Apalagi dia masih anak baru. Kha

Pengganti Orang Tua Sementara (Bagian 1)

Kuberitahu ya, bahwa tokoh yang jadi santri dalam cerita ini bukan aku sendiri, melainkan adikku, sebut saja Difah. Sebetulnya kami sama-sama  nyantri  di pondok yang bersebelahan dengan masjid Tegalsari itu. Perbedaanya tentu saja tahun masuk, karena selisih usia kami cukup jauh, hampir sembilan tahun. Dia baru kelas satu KMI setelah aku menyelesaikan kewajiban pengabdianku setahun. Mengapa aku yang menuliskan kisah Difah? Karena aku yang jadi saksi anak itu dari awal mendaftar hingga akhirnya resmi menjadi santriwati. Aku masih dalam pengabdian saat Difah kelas enam SD. Beberapa kali Ibu mengajakku dialog soal pondoknya nanti. Jujur, aku tidak terlalu berharap dia masuk pondok yang sama denganku. Kenapa? Ya gak pengin aja. lagipula saat itu aku juga masih bingung antara melanjutkan mengabdi atau pindah. Kalau aku menetap, selesai urusan. Karena aku bisa dipercaya mengawasinya selama mondok. Berbeda kalau pindah, bakal sulit karena rumah jauh dari pondok dan juga belum yakin akan ke

Kairo Rasa Jogja

Gambar
Cairo highway at night. Sumber foto  di sini Jalan raya Kairo malam hari tak ada bedanya dengan jalan-jalan di Yogyakarta maupun Jakarta. Jalan layang, lampu remang, kendaraan tak berbilang. Bis yang aku naiki kadang ngebut ketika kondisi lengang. Persis mengingatkanku pada perjalananku membelah Kota Yogyakarta malam hari, beberapa bulan yang lalu. Perjalanan yang gak mungkin kulupakan. Kenapa? Karena itu langkah pertamaku ke negeri Kinanah ini...

Beberapa nasihat KH Mufid Mas'ud

Beberapa nasihat KH Mufid Mas'ud (Pendiri PonPes Sunan Pandan Aran) yang diingat para santrinya: 1.  Yen wes khatam Qur'an, kudu riyadhoh diposoni dideres ono jero sholat sampek Al Qur'an benar2 mendarah daging. (Kalau sudah khatam Al-Qur'an harus diriyadhohi/ditirakati dengan puasa, baca hafalan Al Qur'an dalam sholat sampai benar2 mendarah daging). 2. Kowe wes khatam Qur'an ojo kemaki wes lancar..tur ora sregep nderes.. aku iki wes khatam puluhan tahun ngroso durung lancar isih kudu nderes. (Kalian itu jika sudah khatam jangan sombong merasa sudah lancar.. terus tidak rajin tadarrus.. saya ini sudah khatam puluhan tahun tetap merasa belum lancar sampai sekarang masih harus terus tadarrus). 3. Al Qur'an saiki dideres ibarat koyo ngumbe jamu rasane pahit, ning awak sehat... mengko2 nek wes istiqomah nderes rasane manis koyo madu. (Al-Qur'an sekarang dibaca ibarat minum jamu rasanya pahit, tapi menyehatkan badan. Nanti kalo sudah istiqomah diba

Air Tajin

Gambar
YANG belum tahu, ini namanya air TAJIN. Diambil dari air yang mendidih ketika masak beras, sebelum sempurna surut menjadi nasi. Warnanya putih kental, rasanya khas, gurih, seperti nasi tapi cair Tinggal tambah gula kalau mau manis. Biasa dipakai orang tua zaman dulu sebagai alternatif pengganti susu untuk anaknya. Termasuk ibu saya. . Belasan tahun berlalu sejak terakhir kali minum ini. Setelah beberapa kali gagal (karena keburu menjadi nasi), maka pagi ini aku berhasil membuatnya. Lumayan lah, mengenang masa kanak-kanak... Teman-teman ada yang pas kecilnya juga minum air tajin??

Ilmu via Online: Cepat Diraih, Cepat Lepas

Pada zaman ini, ilmu semakin mudah didapat. Setiap hari banyak ilmu yang masuk di ponsel kita, bahkan ketika membutuhkan suatu bahasan ilmiah dengan begitu cepat kita akan mendapatkannya tanpa harus membuka seluruh isi buku dari awal hingga akhir. Tentu saja ini merupakan kemudahan yang membawa kebaikan. Akan tetapi tentu tak lepas dari kekurangan. Pertama : Ilmu tersebut cepat terlupakan Ada kaidah umum yang berbunyi : ﻛﻞ ﻣﺎ ﺃﺧﺬ ﺑﺎﻟﺴﻬﻮﻟﺔ ﻓﻘﺪ ﺑﺎﻟﺴﻬﻮﻟﺔ Setiap yang didapat dengan mudah, akan hilang juga dengan mudah Kedua : Banyak manfaat ilmiah yang terlewatkan Padahal kalau kita mau membaca semua isi buku, bisa jadi "kelebihan materi" yang kita baca justru lebih bermanfaat dari pada bahasan yang kita cari tersebut. Oleh karena itu, bergantung dengan dunia maya dalam mencari ilmu tidaklah lebih baik daripada duduk di majelis ilmu atau membaca buku para ulama. Wallahu Waliyyut Taufiq... Oleh: Ustadz Abdul Rahman Hadi, Lc