Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2022

Tholabul 'Ilm: Usaha Belajar VS Berkah Khidmat

Guru kami, Syekh Husam Ramadan, pernah mengatakan, belum dikatakan pelajar sungguhan kalau belum pernah insomnia karena suatu masalah yang belum selesai dipecahkan. Lha kita, cuma baca kitab aja ketiduran. Ilmu Laduni, atau yang lansung diilhamkan Allah itu memang ada. Tapi ada syaratnya, dan jangan merasa berhak diberi, itu takabur namanya. Kata guru kami, ilmu itu hakikatnya buruan berat. Kita kerahkan seluruh diri saja, dapatnya hanya sebagian. Apalagi kalau hanya mengerahkan sedikit dari diri?  Belajar ilmu agama itu, tidak cukup hanya mengandalkan berkah adab dan khidmat lalu berharap dapat ilmu laduni tanpa capek-capek mikir. Lha kok enak? Ndak bisa begitu. Ilmu agama itu berat. Usahanya harus kencang, otak dan badan harus lelah. Tidak mungkin santai-santai meminum air bekas gurunya lantas mendadak jadi alim. Masalahnya, ada kecenderungan orang belajar agama (atau mengirim anaknya belajar) merapat pada tokoh yang dikenal keramat, baik itu habib maupun kyai, berharap mendapat ilmu