Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2015

Kita Masih (belum) Jadi Pelajar

1) Apa yang mau kita sombongkan; jika Imam An Nawawi menulis Syarh Shahih Muslim yang tebal itu sedang beliau tak punya Kitab Shahih Muslim? 2) Beliau menulisnya berdasar hafalan atas Kitab Shahih Muslim yang diperoleh dari Gurunya; lengkap dengan sanad inti & sanad tambahannya. 3) Sanad inti maksudnya; perawi antara Imam Muslim sampai RasuluLlah. Sanad tambahan yakni; mata-rantai dari An Nawawi hingga Imam Muslim. 4) Jadi bayangkan; ketika menulis penjabarannya, An Nawawi menghafal 7000-an hadits sekaligus sanadnya dari beliau ke Imam Muslim sekira 9-13 tingkat Gurunya; ditambah hafal sanad inti sekira 4-7 tingkat Rawi. 5) Yang menakjubkan lagi; penjabaran itu disertai perbandingan dengan hadits dari Kitab lain (yang jelas dari hafalan sebab beliau tak mendapati naskahnya), penjelasan kata maupun maksud dengan atsar sahabat, Tabi'in, & 'Ulama; munasabatnya dengan Ayat & Tafsir, istinbath hukum yang diturunkan darinya; dan banyak hal lain lagi. 7) Hari ini kita mene

Pemain Angklung

Gambar
SUATU hari di kelas, seorang teman asal Singapura bertanya: "Latifah, kamu pemain angklung ya?" Saya: "Iya, kenapa?" (waktu itu saya dan kawan-kawan memang masih latihan angklung untuk tampil di wisuda Al-Azhar) Teman saya: "Sama.. saya juga pemain angklung dulu pas masih di sekolah.." Saya keheranan, sambil membatin: Hah? Kalo Malaysia mungkin saya maklum.. ya tau sendiri lah soal isu-isu pengakuan hak milik angklung.. *eh?? Lah ini kan, Singapura? Seingat saya, kita gak ada masalah apa2 soal warisan budaya.. Tapi sebelum saya bertanya lebih lanjut dia justru menambahkan: "Bahkan saya main kulintang untuk acara perpisahan sekolah.." Jelas saya tambah heran. Lah? Tadi angklung sekarang kulintang? Seperti paham isi pikiran saya, dia mengeluarkan ponselnya dan menunjukkan sebuah video. Isinya penampilan seni musik tradisional di acara kelulusan sekolah. Alat musiknya? angklung dan kulintang! Sudah, gabungan dua jenis itu saja. Tapi sa