Postingan

Menampilkan postingan dari 2019

Siapa Nama Ibumu?

Kali ini saya ingin mengenang para wanita di atas saya. Para ibu yang menurunkan ibu lagi hingga lahirlah saya. Tapi sedihnya, karena keluarga saya orang biasa saja --bukan konglomerat atau darah biru, jadi tidak ada tradisi mencatat garis keturunan. Maka terhentilah pengetahuan saya hanya pada wanita dua generasi di atas saya. Ibuk dan mbah putri. Iseng saya tanya Ibuk lewat wasap. Buk, waktu Ibuk lahir, masih ada nenek gak? (yang berarti simbah buyutku) Kata Ibuk. Waktu Ibuk lahir masih kayaknya. Tapi nenek yang dari bapak meniggalnya waktu Ibuk masih balita, Ibuk lupa-lupa ingat. Kalau yang dari emak meninggalnya waktu Ibuk sekitar SD. Ya Allah. Saya baru tahu ibuku tidak sempat merasa punya nenek, karena sudah ditinggal mbah dari kecil. Apalagi gak ada bukti foto. "Nama beliau siapa ingat gak buk?" Tanyaku mengejar. "Nenek dari bapak namanya Mbah Sar. Kalau gak salah panjangnya Sarmini. Nenek dari emak namanya Mbah Sumijah. Entahlah ibuk lupaa." Mendadak saya me

Saat Perempuan Tidak Punya Keinginan

Saya mengenal banyak perempuan yang tidak memiliki keinginan. Beneran. Kalau ditanya: ada gak, hal yang ingin kamu lakukan dalam hidup? Dia akan diam berpikir, lalu menjawab, apa ya? Aku gak pengin apa-apa tuh. Yang penting nanti jadi istri yang solihah dan jadi ibu yang baik buat anak-anak. Lalu jadilah kehidupannya di dalam rumah saja. Sesederhana itu saja ia sudah merasa hidupnya berarti. Entah memang ia plegmatis --meminjam teori kuno kategori kepribadian orang yang berorientasi pada hidup santai nan damai, atau memang ia tidak pernah melihat 'ke luar' sehingga tidak memiliki gambaran apapun tentang betapa menariknya suatu hal maupun kegiatan untuk dicoba. Atau jangan-jangan, sebenarnya bisa saja mereka memiliki keinginan, tapi dibungkam patriarki yang tidak mengizinkan mereka mewujudkan keinginan tersebut. Yang pasti, perempuan-perempuan 'patuh' seperti itu benar ada. Dan beruntungnya, dalam Islam, itu bukan berarti nilai mereka lebih rendah dibanding laki-laki. Mi

Inspirit Mode

Gambar
(Refleksi Pribadi sebagai Pengagum Boygroup Infinite) Kapan saja saya selesai ujian semesteran kuliah, cara mengembalikan mood untuk kembali beraktivitas lain adalah dengan menyalakan laptop dan melihat kembali video boyband Korea favorit. Namanya barangkali asing bagi penggemar K-pop sekarang: Infinite dari Woolim ent. Saya punya banyak video Infinite dari berbagai segmen, mulai dari movie clip, live concert, dance practice, behind the stage, talk show, reality show sampai cuplikan kegiatan sehari-hari. Kalau kurang ya tinggal sambang Youtube. Meskipun saya punya puluhan lagu mereka di ponsel, namun menonton mereka punya kesan tersendiri. Dan kesan menonton inilah yang saya rasakan terus berubah, seiring bertambahnya usia. Dulu pas masih SMA, saya mengidolakan mereka karena mereka keren banget. Persepsi saya tentang mereka tidak lebih seperti mengagumi robot rupawan dengan cap brand tertentu. Sebagaimana fangirl muda lainnya, waktu itu saya cuma takjub dengan 'kesempurnaan'. K