Selamat Jalan, Kyai Uzairon..


Salah satu tanda kiamat sudah dekat adalah meninggalnya orang-orang sholeh dengan segera. Mungkin karena Allah sangat sayang pada mereka, hingga Allah tak ingin membiarkan mereka menyaksikan kerusakan dunia yang lebih parah lagi.

Terkejut dan tidak menyangka sama sekali. Itu yang kami rasakan saat Pemimpin PP Al Fatah Temboro, romo kyai kami, KH Uzairon Thoifur Abdillah meninggal dunia kemarin (Sen 21/7/14). Bahkan sebagian kami sangat terguncang, terpukul, dan tidak percaya dengan kematian beliau. Bagaimana tidak? Pagi sampai sore beliau masih aktif mengisi bayan-bayan dan ceramah di pondok. Tiba-tiba pada waktu Maghrib sudah beredar kabar bahwa beliau sudah tiada. Beliau menghembuskan napas terakhir tepat setelah membatalkan puasanya.

Ibu saya yang mendapat kabar itu melalui telepon langsung terduduk, matanya basah, wajahnya merah. Umi (panggilan saya untuk ibu) masih tidak percaya kabar tersebut hingga beberapa saat kemudian puluhan sms berdatangan dari kawan-kawan Bapak dan Umi, juga dari teman-teman adik saya, yang isinya sama : "Innaa Lillaahi wa Innaa Ilaihi Rooji'uun.. Telah berpulang ke rahmatullah KH Uzairon...dst."



Demi mendengar kabar yang sudah pasti bukan bercanda atau bohongan itu, dua orang adik saya yang merupakan santri almarhum langsung menangis.. "ya Allah, pak kyai..."lirih mereka sambil mengenang perkataan-perkataan almarhum yang terkesan seolah hendak "pamit" dari para santrinya, baik ketika bayan awal Ramadhan, juga ketika bayan wafsi (bayan sebelum perpulangan santri). Saya, walaupun bukan santri beliau, juga ikutan menangis. Malam itu kami larut dalam kesedihan. Bahkan adik saya yang paling kecil pun ikut menangis, sambil memeluk Umi. Suara tangisnya terdengar pilu sekali, padahal ia belum tahu apa-apa. Mungkin dia terbawa suasana, jadi ikut-ikutan saja. Atau dia bisa mendengar tangis para malaikat atas kepergian almarhum? Entahlah.

Mengapa Umi saya sangat bersedih? Karena Umi dulu nyantri sambil khidmat atau "ndalem" (ngabdi) di PP Al Fatah cukup lama, sejak Pimpinan Pondok masih dipegang oleh ayahnya KH Uzairon, KH Mahmud, jadi Umi tergolong dekat dengan keluarga pondok. Umi saja sampai saat ini masih menyebut almarhum dengan sebutan"Gus Ron". Wajar saja Umi begitu, karena Umi sudah menganggap keluarga pondok seperti keluarganya sendiri.

Kesedihan kami semakin bertambah mengingat almarhum meninggal dunia di saat belasan ribu santrinya sedang liburan di rumah masing-masing. Tak ada kewajiban amalan sehari penuh dari para santri seperti dulu ketika beliau pernah sakit. Tak ada ribuan santri yang menyolatkan langsung, atau ikut mengiringi ke pemakaman, seperti lazimnya para kyai pondok jika meninggal. Apakah kematian beliau memang dirancang Allah untuk tak tersentuh murid-muridnya? Allahu a'lam.. Tak terbayang bagaimana besok, ketika para santrinya kembali ke pondok dan romo Kyai mereka sudah tiada.

Kata ayah saya, almarhum pergi terlalu cepat. Tugas-tugas almarhum di dunia belum selesai. Beliau masih sangat dibutuhkan umat. Tidak ada yang dapat benar-benar menggantikan beliau, baik dalam kerja dakwah maupun dalam mengajarkan ilmu dan meneruskan memimpin pondok. Adik almarhum, Ust. Ubaidillah atau Gus Bed masih sangat jauh tingkat ilmunya dibanding almarhum. Putra beliau, Gus Yusuf masih terlalu muda untuk menggantikan ayahnya. Apalagi ia (Gus Yusuf) belum menikah.

Almarhum meninggal di bulan Ramadhan. Padahal Syawal nanti anaknya yang pertama akan melangsungkan pernikahan. Setelah perpulangan ada pertemuan seluruh wali santri. September juga akan ada Jord tahunan. Isteri kedua dan ketiganya juga sedang hamil tua dan tak lama lagi akan melahirkan.

Ya Allah.. Benar kata bapak. Urusan almarhum masih sangat banyak yang belum selesai. Namun Allah telah memanggilnya kembali ke pangkuan-Nya. Kyai alim, bijak, dan selalu risau akan keadaan umat itu telah meninggalkan dunia yang sama sekali tidak dicintainya ini..

Ma'as Salamah, Pak Uzairon..
Selamat jalan, romo kyai kami..
Kepergianmu meninggalkan jejak berupa keretakan pada bangunan agama ini, yang tak dapat ditambal maupun diperbaiki siapapun hingga hari kiamat nanti..

Terbanyak Dilihat Orang

Libur Itu Perlu

Snap Whatsapp: Ketamakan Facebook dan Solusi Gak Penting untuk Komunikasi Masisir