Metro: Kereta Bawah Tanah ala Kairo

Kereta bawah tanah, atau kami menyebutnya "metro", tak jauh beda dengan kereta Commuter Line di Indonesia. Baik dari antrinya, gerbongnya, rutenya--yang cuma melayani perjalanan lokal, sampai momen menunggu keretanya yang bikin deg-degan untuk siap perang..

Berhubung "kemegahan" Commuter Line hanya bisa dinikmati oleh warga Jabodetabek, dan daerah lain harus berpuas dengan kereta konvensional yang pakai tiket, maka masih ada saja yang penasaran. Metro itu seperti apa sih?

Jawaban saya, pergilah ke Jakarta. Kalau kamu lihat kereta Commuter Line lagi melintas, itulah metro.

Bedanya, sebagian besar stasiun dan rute metro di Mesir berada di bawah tanah, tersembunyi di bawah jalan-jalan raya.
Bedanya lagi, metro tidak menggunakan kartu berpulsa, tapi karcis sekali pakai yang gak boleh hilang selama perjalanan. Yaa mirip-mirip lah sama tanda pengenal di wahana permainan yang mahal di Indo, haha...

Katanya, stasiun metro beserta isinya itu dibangun zaman dulu, ketika Mesir masih dibawah kekuasaan Perancis, dan dirancang oleh arsitek berkebangsaan Perancis. Makanya, orang-orang Mesir suka membanggakan moda transportasi mereka yang satu ini, karena mirip seperti kereta bawah tanah di Eropa sana.

-saya mah ngerasanya seperti naik commuter aja, gak lebih.. haha...-

That's all, bagaimanapun pengetahuan saya amat terbatas. Selama setahun saya di Kairo, baru dua kali naik metro. Pertama ketika menghadiri seminarnya Grand Syaikh Ahmad Tajyyib di Universitas Kairo. Kedua, ketika rihlah panitia SPA ke Hadiqoh Yaban di Helwan. Itupun rombongan. Jadi belum pernah nyoba naik sendiri. Lagian pergi ke mana coba? Saya belum punya keperluan yang mengharuskan saya pergi jauh.

Halah Tip, bilang aja kamu masih setia sama bos, eh bis, eh bus.. #apalah

Terbanyak Dilihat Orang

Libur Itu Perlu

Snap Whatsapp: Ketamakan Facebook dan Solusi Gak Penting untuk Komunikasi Masisir

Selamat Jalan, Kyai Uzairon..