CATATAN PENGABDIAN (Part.6) -Habis-

Kita sering semangat, tapi gak lama kemudian lesu lagi. Rasanya gak enak banget..Susah..
Gimana caranya supaya full semangat terus ?
Well, satu hal yang harus kamu tahu, bahwa manusia itu wajar banget naik-turun. Sudah wataknya.
Kalau netepp terus baiknya, ya bukan manusia lagi, itu malaikat.

Jadi, gak usah merasa bersalah, apalagi putus asa.
[huh,, jaga semangat aja gak bisa, apalagi bertahan lebih lama] Halah, lebai amat-- :D 

toh bukan si 'semangat' yang bekerja, tapi KAMU.
Yang punya 'semangat' kan KAMU, masak kamu dikendalikan oleh si 'semangat' itu.
Terserah dia lagi "full" apa lagi "habis", kerjaanmu tetep harus FINISH.


duh, kok kedengerannya ekstrim banget yak.. Haha, gak segitunya juga sih,, Yang pasti, jangan sampe turunnya semangat itu jadi alesan kamu untuk doing nothing. Mentang-mentang lagi lesu malah gak ngapa-ngapain.

Yang penting, BERTAHAN SAJA. Jalani apa yang ada di depan mata.Gak usah mikirin lagi penuh semangat kah, atau lagi hilang semangat kah.
Gimana, guys ??

Jangankan kita yang masih amatiran, KH Ustadz Halim aja pernah sempat frustasi alias tertekan pada masa ngabdinya. Mau tahu?

Begini, Ustadz Halim kan dari dulu memang dikader jadi penerus pondok.Sedangkan kalian tahu sendiri kalau Ustadz Halim di masa mudanya dulu aktif banget di Dakwah, atau Jamaah Tabligh, atau Karkun, atau Jaulahan, (ah, terserah lah kalian mau nyebutnya apa..)

Nah, Almarhum Pak Nahar dan Bu Nahar itu pernah minta beliau (Ust. Halim) untuk tidak aktif lagi di Dakwah, khawatirnya kalau anak mereka terus begitu nanti jadi gimana-gimana gitu pandangan orang terhadap pondok, terutama walisantri. Tahu sendiri kan almarhum Pak Nahar-Bu Nahar itu sangat-sangat menjaga perasaan orang. Mereka tentu tidak ingin orang-orang gak jadi memondokkan anaknya karena takut terpengaruh Ustadznya, terus terbawa aliran apaa gitu.

Tapi Ust. Halim justru merasa bingung (kalo kita nyebutnya : dilema). Beliau tidak ingin meninggalkan Dakwah, tapi juga tidak ingin menentang orang tuanya.  Beliau sempat berkata begini kepada Ust. Sunardi, "Apa saya berhenti ngajar di pondok saja, ya? Biar bisa tetep ikut keluar, Dakwah,,?"
Ust. Sunardi mencegah, "Ya jangan begitulah, Ustadz. Pondok ini masih butuh antum..."

Ya begitulah akhirnya.. seperti yang kita lihat sampai saat ini, Ust. Halim masih tetap ngabdi di pondok, sampai Alm Pak-Bu Nahar sedha dan beliau meneruskan menjadi pemimpin pondok. Kerja dakwah beliau bagaimana? Ya masih jalan juga, walaupun gak serajin dulu waktu masih muda.

Oh ya, bukan maksud saya kalian harus ngikutin beliau ngabdi sampai jadi masyaikh, bukan begitu.. Tapi kita bisa ambil pelajaran tentang bagaimana orang sekaliber Ust. Halim pernah melewati masa sulit juga dalam pengabdian, dan berhasil.

Maka kita pasti bisa juga melalui hari-hari yang melelahkan ini. Toh, gak selamanya kan?
Asal kita saling mendukung dan menguatkan.
Jangan lupa, tetap doing our best untuk hasil yang memuaskan --dari Allah tentunya--

***

Surakarta, 14 Februari 2015 @ 10.48 AM
That's all CATATAN PENGABDIAN saya. Maaf kalau banyak kesalahan, atau kata-kata yang kurang pas.
Kalaupun ada kelebihan, ini semua bukan murni buah pikir saya, melainkan targhib dari Ustadz Sunardi waktu rapat koordinasi Sabtu 7 Febr 15 yang lalu. Saya hanya merekam sedikit, dan menulis ulang apa yang kira-kira bisa saya bagikan kepada teman-teman.
Ada yang bilang, "Latifah nulis ginian, pertanda dia mau netap ngelanjutin ngabdinya nih.."
Saya balas, "Oh, gak juga. Saya hanya ingin berbagi.. Siapa tahu bermanfaat. Paling tidak, harapan saya, biar temen-temen nyelesaikan pengabdian mereka, jadi gak ada lagi yang cabut-cabut gitu."

Ya kalau ternyata memang saya ditempatkan Allah lebih lama di sini, itu urusan lain. Allahu A'lam..

Akhirnya, walaupun cuma setahun -dan kurang beberapa bulan lagi- jangan anggap masa pengabdian ini seperti "batu loncatan" terus ngerjakannya ogah-ogahan, males-malesan. Karena berpikir ("Toh besok saya gak di sini lagi...") Oh, jangan begitu teman-teman..

Justru, karena cuma sebentar, jadikan pengabdian kita ini terus terkenang, seumur hidup,
bahwa kita pernah berjuang sama-sama di jalan Allah...

Wassalamu'alaikum wr wb.

Latifah

Terbanyak Dilihat Orang

Libur Itu Perlu

Snap Whatsapp: Ketamakan Facebook dan Solusi Gak Penting untuk Komunikasi Masisir

Selamat Jalan, Kyai Uzairon..