CATATAN PENGABDIAN (Part.4)

Maaf, part.4 ini agak telat. Maklum, banyak urusan, hehe

Masih ingat isi catatan saya yang part.2 ?? Tentang janji Allah kepada orang-orang yang berkorban dan berjuang..

Nah, Ustadz Sunardi menambahkan, bahwa janji Allah yang berupa pertolongan itu SERINGKALI didatangkan langsung DI DUNIA.
Misal, sebenarnya kamu mau dapat musibah kehilangan uang sore ini,
tetapi karena kebaikan (dalam hal ini = pengorbanan) yang kamu lakukan tadi pagi, maka Allah hindarkan musibah itu dari kamu.

Atau misal lain, sebenarnya ibumu akan diberi sakit,
tapi karena kamu pernah meminjamkan payung mu kepada orang yang kehujanan [maklum, sekarang kan musim hujan..]
maka Allah angkat penyakit itu dari tubuh ibumu.

Usth.Nunung, senior saya yang juga salah satu peserta rapat waktu itu bertanya,
"Ustadz, sah gak sih kita memikirkan apa-apa pakai logika. Maksud saya, bukannya meragukan kuasa Allah ya, tapi gimana caranya kita yakin kalau sebenarnya Allah sedang menghindarkan musibah dari kita?
Kan kita ngerasanya ya emang begitu... kita ngejalaninnya ya biasa aja. Kita kan mesti mikirnya ya emang begitu takdirnya, bukan karena ada apa.. gitu, hmm.. ya.. begitulah, gimana ustadz,,.?"

Dalam hati aku bersorak mendengar pertanyaan ini. Ssiip, Mbak... Seandainya aku punya sepuluh ibu jari, kuacungkan semuanya deh buat Mbak Nunung.. --hehe, ada-ada aja.

Jawab Ustadznya, "Memang, kadang-kadang kita sering bertanya-tanya tentag hal-hal yang kita ketahui teorinya, tapi belum mengetahui fakta/buktinya.
Contohnya ya masalah ini tadi. Tidak hanya kalian, ba..nyak sekali orang-orang yang bertanya demikian.

Yang jelas, jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan semacam itu pastilah berupa PENGALAMAN dari orang-orang yang sudah merasakan.
Tidak ada penjelasan yang pasti secara teori, namun ada di kenyataan.

Terkadang ada kenyatan-kenyataan tersebut yang kita alami, asal kita pandai merenung, ketemulah jawaban.

Kemudian, beliau mencontohkan dari pengalaman beliau sendiri,, ketika awal-awal beliau mengabdi di pondok Ta'mirul.
Dapatnya gak seberapa, apalagi dibandingkan dengan apa yang mungkin beliau dapat di As-Salaam seandainya beliau memilih di sana.
(FYI, sebelum mengabdi di Ta'mirul Islam, Ust. Sunardi sebenarnya ditawarkan di PP As-Salaam. Namun beliau menolak dan lebih memilih mengabdi di Ta'mirul Islam bersama teman seperjuangannya, Ust. Muhammad 'Ali)

Perbandingan pendapatannya hampir 1:15. (Sebenarnya waktu itu beliau mencontohkan langsung pakai nominal, tapi rasanya gak etis kalau saya tulis di sini). Waktu itu ayah beliau di Sumatera sudah meninggal, tinggal ibunya sendirian.
Beliau anak pertama dari dari delapan bersaudara, dan merupakan anak laki-laki satu-satunya.
Seluruh adik-adiknya juga sudah sekolah dan butuh biaya yang tentunya tidak sedikit.
Belum lagi kebutuhan beliau sendiri yang sudah berkeluarga.

Kalau dipikir secara logika, tentu orang bertanya-tanya, kenapa beliau tetap di Jawa, tidak kembali saja ke Sumatera menemani ibu beliau?
Sambil bekerja di sana kan juga bisa.
Atau kenapa beliau memilih jadi Ustadz di Ta'mirul, dan bukan di As-Salaam yang jelas-jelas lebih menjanjikan??

But as we see now, setelah bertahun-tahun berlalu, semua berjalan baik-baik saja.
Adik-adik beliau sudah tamat bersekolah dan masing-masing mendapatkan kehidupan yang baik.
Keluarga beliau juga tidak kekurangan, masih bisa punya motor..
Bahkan beberapa waktu lalu beliau bisa berangkat umruoh bersama isteri dan ibu beliau.

Kalau dihitung-hitung pakai matematika nalar, itu mustahil. Mana bisa??
Tapi kenyataanya itu terjadi. Darimana datangnya rezeki sampai bisa umroh begitu?
Lha Ayah saya (penulis) yang PNS saja sampai sekarang belum pernah umroh bareng Ibu,, :)

Apalagi sih jawabannya, selain pertolongan Allah? Alias janji Allah yang ditepati?

Sebenarnya masih banyak cerita-cerita semacam ini,, (pertolongan Allah buat orang-orang yang berkorban). Tapi saya pikir, satu saja sudah cukup sebagai gambaran.

Atau bahkan sebenarnya kamu sendiri pernah beberapa kali ngalamin hal yang serupa,
tapi gak terlintas di pikiranmu kalau itu sebenarnya bentuk pertolongan Allah yang kamu pertanyakan itu.

Saya ulangi jawaban Ustadznya, ASAL PANDAI MERENUNG, KETEMU JAWABAN.
A Falaa Tatafakkaruun?

--bersambung ke part.5--

Terbanyak Dilihat Orang

Libur Itu Perlu

Snap Whatsapp: Ketamakan Facebook dan Solusi Gak Penting untuk Komunikasi Masisir

Selamat Jalan, Kyai Uzairon..