CATATAN PENGABDIAN (Part.5)

Suatu ketika, dua orang gadis berjilbab sedang bercakap-cakap.

A : "Kamu tingkat berapa ?"
B : "Sudah lulus, baru aja tahun ini"
A : "Oh, udah rampung tho. Sibuk apa sekarang? Di mana?"
B : "Ngabdi, mbak.. di Pondok ku kemaren.."
A : "Wah, Ustadzah dong.."

Huh. Mesti gitu. Pasti itu. Selalu.
Semua orang yang kubilangin kalau aku lagi pengabdian, mesti responnya gitu.
Gak jauh-jauh dari "Jadi Ustadzah dong", "Wah, Ustadzah nih..", dan sebagainya-semacamnya.

Pertanyaan kemudian berlanjut menjadi : "Ngajar apa ?"

Nah, aku senang sekali menjawab pertanyaan yang satu ini,
"Bahasa Inggris, Mbak.."
Ada semacam pride ketika aku memberitahu orang lain kalau anak mungil seperti aku ternyata bisa ngajar, hehe..
[Walau aslinya aku juga sering dibuat mashdu' jiddan sama hal-hal yang berkaitan dengan ngajar ini, :D]

Tapi itu sih aku, gak tau ya kalau teman-teman pengabdian yang lain..

Heiiy.. Kalian menikmati aktivitas mengajar kalian, gak ??

Sebelumnya kurencanakan bahasan tentang ta'lim ini masuk part.4,
namun karena kupikir part.4 bakalan jadi panjang banget, maka kupisah dan kujadikan part 5 deh..
Have a read, monggo..

Masih di rapat Sabtu itu, lagi-lagi Usth.Nunung bertanya, 
"Ustadz, gimana kalo ternyata sebenarnya kita gak begitu suka mengajar. Jadi, mengajar itu bukan hobi atau passion lah, istilahnya.
Misal, kita lebih suka belajar untuk diri kita sendiri, dan kita menemukan kesenangan dalam belajar itu.
Tapi tidak dengan mengajar.
Ya bukannya gak suka atau gak bisa ngajar... Cuman, untuk mengeluarkan apa yang kita tahu ke orang lain itu kok rasanya kurang sreg ya..?
Gak se-suka kalau lagi ngerjakan hobi. Nah, gimana supaya kita suka atau senang mengajar, Ustadz ??"

Jawaban Ustadznya ternyata sederhana sekali... begini :
"Supaya mengajar itu bagian dari kecintaan kita, BACALAH targhib banyak-banyak tentang keutamaan mengajar.."
Salah satunya, hadits riwayat Muslim yang sudah sangat populer berikut:
"Tiga hal yang tidak terputus pahala manusia, walaupun ia sudah meninggal dunia; 1) Sedekah jariyah, 2) Ilmu yang bermanfaat, 3) Do'a anak yang shaleh."

Ternyata... mengajar, apalagi ilmu Dien, termasuk bagian dari ketiga amalan tersebut. Kita bahas satu-satu :
1- Sedekah jariyah : Kata siapa sedekah itu cuma pake harta..? Nah kalau senyum aja bisa jadi sedekah, apalagi ilmu yang jelas-jelas lebih berharga dan lebih bermanfaat daripada harta.

2- Ilmu yang bermanfaat : Wah, kalau ini teman-teman pasti sudah tahu, kan?

3- Do'a anak yang shaleh untuk orangtuanya : Gak cuma untuk hubungan anak-ortu, tapi berlaku juga untuk murid-guru. Kok bisa? Karena sama-sama mendidik dan mengenalkan kebenaran.

Masih banyak sekali contoh targhib-targhib yang lain, cari sendiri ya.

Trus, kalau sudah dapat suatu targhib yang ngena gitu biasanya tumbuh lagi semangat.. bahkan kadang menggebu gimana gitu.
Tapi beberapa hari kemudian, eh udah down lagi.
Pernah ngerasain ?? Sama, aku juga.

-ehm, bahasnya di part.6 aja ya-

Terbanyak Dilihat Orang

Libur Itu Perlu

Snap Whatsapp: Ketamakan Facebook dan Solusi Gak Penting untuk Komunikasi Masisir

Selamat Jalan, Kyai Uzairon..