CATATAN PENGABDIAN (Part.1)

Catatan ini kubuat untuk kalian yang masih berjuang dalam pengabdian, especially my friends in ITTC Ta'mirul Islam.
Semoga ada manfaatnya...

Frankly speaking, dulu aku sempat berpikir, pengabdian ini sungguh-sungguh gak nyaman. Gak cocok sama aku. Passion enggak, minat-bakat apalagi. How come, aku yang physically masih kayak anak kecil dan belum punya kapasitas apa-apa ini diberi pekerjaan yang banyak banget. Dari ngajar beberapa kelas, jadi wali kamar, pustakawan, sekaligus pengasuh Tahfidz Qur'an. Udah sibuk i'dad materi ngajar, kumpul sama anak kamar, nyimak setoran, sampai rapat-rapat evaluasi yang selalu ada hampir tiap pekan. Belum lagi tugas kuliah yang gak bisa kuanggap remeh. (Eh, kok malah jadi curhat sih..) --ups, sori, cuman lewat--

Ternyata aku gak sendirian. Beberapa teman-temanku juga merasakan hal yang sama. Ya capek lah, ya tertekan lah. Intinya, mereka ingin segera bebas dan gak terikat lagi dengan "kontrak kerja" seperti ini. Ehm, kok bisa ya??

Kata salah seorang teman, "Pengen bebas, soalnya usia kita segini kan masih pengen main. Kalo jadi ustadz ato ustadzah kan harus  dewasa, harus serius. Belum bisa lah,, apalagi musti ngurusin anak sebanyak itu."

Eh?? Ada yang setuju sama dia?? Aku sih enggak.

Kata siapa seusia kita belum pantes jadi dewasa? Di Islam saja asal sudah baligh secara fisik dan mengenal baik-buruk, seseorang sudah dianggap dewasa, bisa menikah, bisa ikut perang.. Banyak tokoh-tokoh Muslim yang berjasa di usia muda. Usamah bin Zaid ra.  memimpin pasukan perang ketika umurnya baru 16 tahun. Umar bin Abdul 'Aziz yang terkenal sebagai Umar kedua, ketika terpilih menjadi khalifah ketika ia masih 22 tahun.

Atau, kalau mau contoh yang lebih konkret, lihatlah ke bawah. Ke jalanan. Lihat anak-anak usia SD tapi udah kerja keras cari uang. Apa mereka sempat belajar atau main sementara nanti malam saja belum tentu bisa makan.

Trus, kita yang rata-rata sudah berumur 19 tahunan kok masih menganggap dirinya anak kecil yang pengen selalu main?

Terbanyak Dilihat Orang

Libur Itu Perlu

Snap Whatsapp: Ketamakan Facebook dan Solusi Gak Penting untuk Komunikasi Masisir

Selamat Jalan, Kyai Uzairon..